πŸš™πŸ”Š〰️〰️〰️πŸ”žCerita Dewasa untuk kalangan yang sudah umur 18+, Ikuti semua cerita yang di update setiap hari Minggu.πŸ’‹

Tuesday, July 27, 2021

Gegara Recehan Malah Diperkosa Di Toilet

Gegara Recehan Malah Diperkosa Di Toilet

Pada hari siang itu seperti biasa udara di Jakarta sungguh panas sekali. Terlihat sebuah metromini kumuh angkutan antar kota khas kota jakarta yang masih menunggu para penumpangnya di depan sebuah gedung di daerah Jakarta utara. Terlihat sekali para penumpang yang sudah ada didalam metromini merasa bosan dan kesal kaerena kepanasan.

Namun harus bagaimana lagi, supir metromini yang mempunyai keluarga juga harus mencari penumpang lebih banyak agar cukup untuk menghidupi keluarganya dirumah. Tidak ada kata lain selain harus bersabar untuk para penumpang penumpang. Bebrapa waktu metrominipun dimasuki oleh seorang pria yang berpakain lumayan rapi yang nampaknya preman daerah situ.

Panggil saja namanya Feri, dengan wajah memerah dan nafsasnya yang berbau minuman kerasa, mulailah dia beraksi untuk meminta sumbangan pada para penumpang,

“Selamat siang bapak,ibu,mas,dan mbak, saya disini mau meminta sumbangan, saya tidak meminta uang lembaran, namun hanya meminta recehan saja, ” ucapnya dengan mulut yang berbau minuman. 

Setelah berkata seperti itu, Feri-pun segera mengambil sebuah plastic bekas bungkus permen lalu mulai berjalan menuju ke para penumpang dari belakang untuk menadahkan kantong plastiknya agar para penumpang memeberi uang recehan kepadanya. Memang sih preman itu tidak memaksa, terbukti para penumpang sebagian ada yang memberi da nada juga yang tidak.

Sampai pada akhirnya dia sampai ke tempat duduk seorang mahasiswi yang sedak asik bermain dengan smartphoneya, nampaknya mahasiwi itu tidak sadar kalau Feri sudah di depannya dan menadahkan tangan untuk meminta uang receh kepada mahasiwi itu,

“ Ehemmm… jangan maen handphone mulu, amal dong minta recehnya dong Mbak, !!!, ” ucapnya dengan nada santai sembari mencolek lengan mahasiswi itu.

Feri mencolek mahasiwi itu agar dia menyadari bahwa dia meminta recehan pada pada mahasiwi itu,

“ Apaan sih nyolek-nyolek segala, nggak ada nggak ada, gue nggak ada receh , ” kata mahasiswi itu denganb juteknya.

Panggil saja nama mahasiswi itu sebut saja Rissa. Rissa yang merasa risi dengan preman itu kemudian diapun bergegas berdiri lalu pindah duduk ke bangku depan dekat supir metomini. Melihat sikap Rissa yang seperti itu Feri-pun kesal, matanya melotot dan dalam hatinya berkata,

“ Sialan gue dicuekin sama anak bau kencur, awas lo nanti,”.

Feri yang begitu kesal saat dia sudah selesai meminta recehan kesemua penumpang dia tidak langsung turun dari metromini, Feri saat itu tetap didalam metromini namun dia duduk dibangku belakang. Beberapa saat metromini-pun berjalan, Rissa yang berada di bangku paling belakang terus mengawasi Rissa yang ada didepan, hal itu tida disadari oleh Rissa.

Metromini terus berjalan lagi, sampai pada akhirnya metromini pun berhenti didepan sebuah Mall untuk mencari penumpang lagi. Sebagian Penumpang-pun ada yang turun Di mall itu begitu pula Rissa. Melihat Rissa yang turun di Mall itu, dari kejauhan dia membuntuti Rissa tanpa sepengetahuan Rissa.

Dia terus membuntuti Rissa yang sedang berbelanja keluar-masuk beberapa outlet yang ada didalam Mall. Feri terus memperhatikan membuntuti Rissa dari kejauhan dengan rasa kesal dan penuh dendam. Sampai pada saatnya Rissa-pun menuju kesebuah toilet yang letaknya berada dipojok gedung, dan kebetulan saat itu suasana toilet sedang sepi sekali.

Melihat hal itu Feri pun mengikuti Rissa ke Toilet sembari berkata,

“ Mampus Loe, bakal gue perkosa lu didalem toilet itu, ” ucapnya pelan sembari membuntuti Rissa.

Nampaknya saat itu Rissa tidak sadar sedari tadi terus dibuntuti oleh Feri. Dengan penuh dendam Feri pun melihat sekeliling, apakah aman atau tidak. Setelah beberapa saat memeperhatikan, dia memastikan bahwa akan aman jika dia mencabuli Rissa di toilet nanti. Saat itu Rissa-pun segera masuk kedalam Toilet, setelah memastikan Di toilet itu tidak ada penjaga Feri pun menyusul Rissa. 

Bisa dibayangkan para pembaca, toilet Mall pasti hanya ada satu pintu masuk dan didalamnya ada beberapa toilet. Sebelum masuk kedalam toilet Feri melihat sebuah kursi yang ada didepan pintu masuk toilet. Melihat hal itu Feri pun membawa kursi itu masuk ke toilet dan menganjal pintu masuk dengan kursi dari dalam Toilet.

Dia melakukan hal itu dengan maksud agar tidak ada orang yang bisa masuk ketoilet selain mereka berdua. Feri kemudian bersembunyi kedalam kamar toilet yang kosong sembari menunggu Rissa selesai buang air kecil. Beberapa saat Feri menunggu, selang beberapa menit terdengar pintu toiet yang dimasuki Rissa terbuka,

“ Ceklek…., ” suara kancing pintu terbuka.

Mendengar hal itu Feri pun mulai mengintip dia dari dalam toilet dengan memanjat closet duduk. Saat itu dia melihat Rissa sudah keluar dan saaat itu dia melihat Rissa sedang merapikkan rok-nya di depan kaca yang dekat wastafel toilet,

“ Ini dia saatnya, mampus loe, bakal nangis darah loe hari ini, ” ucapnya dalam hati.

Melihat kesempatan itu, dengan cepatnya Feri keluar dari kamar toiletnya lalu berlari ke arah Rissa. Dari belakang dengan cepatnya Feri mengalungkan tanganya keleher Rissa, lalu Rissa dibanting hingga jatuh kelantai toilet. Rissa yang tidak mengetahui kehadiran Feri saat itu dia sungguh shock dan kesakitan karena di terbanting kelantai toilet.

Saat itu Rissa yang ketakutan mencoba berdiri, namun dengan gesitnyaFeri pun memukul perut dan tengkuk Rissa dengan kencangnya,

“ Bugggg… Bugggg…, ” suara pukulan Feri.

“ Aow.. Aduh… sakit bang… ampun Bang…. Aow…, ” ucapnya kesakitan karena pukulan Feri yang kuat itu.

“ Udah diem Loe, jangan banyak bacot, !!! awas kalau sampai loe teriak bakal gue bunuh loe disini, ” ucapnya mengancam Rissa.

“ Iya Bang, Ampun Bang, maafin saya Bang… Saya bakal kasih uang berapapun asalkan Abang melepaslkan saya, ” ucapnya ketakutan sembari terduduk dilantai dan memegangi perutnya yang kesakitan.

“ Arggghhhh… udah diem loe, gue nggak butuh duit loe, ” ucapnya dengan nada kesal dan penuh dendam. 

Bisa dibayangkan seorang wanita mungil, bertubuh sintal seperti Rissa dipukul oleh Feri yang tinggi dan badanya lumayan kekar, pasti dia tidak akan berkutik.Vip876win Feri yang sudah dibutakan dengan rasa dendam dia lalu menariknya keluar kearah toilet wanita dan masuk kearah ke Toilet Pria. Setelah mereka berdua berada didalam toilet Pria, Feri -pun kembali mengganjal pintu.

Saat itu benar-benar sepi suasana toilet Mall itu, tanpa rasa Khawatir Feri segera-pun meminta Rissa untuk melepas seluruh pakaiannya,

“ Sekarang Loe lepas pakaian loe, asal loe nurut gue nggak bakal bunuh Loe, ” ucapnya mengancam.

Karena melihat suasana yang sepi itu Rissa berfikir hari itu tidak akan ada yang menolongnya, dia sungguh ketakutan luar biasa. Dalam hatinya berkata, kalau aku tidak menurutinya pasti dia akan benar-benar membunuhku. Lalu,

“ Iya bang…Huwww… , ” ucapnnya dengan menangis ketakutan.

Dengan terpaksa saat itu dia-pun segera meletakan tasnya lalu segera melepas semua pakaianya, hingga dia hanya memakai BH dan celana dalam saja. Feri namapnya tidak puas dengan Itu,

“ Woy itu BH sama Cd juga dilepas, ” ucapnya meminta agar Rissa telanjang bulat.

Tanpa bisa melawan dan berkata apa-pun Rissa-pun menuruti keinginan Feri dengan terus menangis tersendu-sendu. Ditengah Rissa sedang melepas BH dan celana dalamnya Feri mengeledah tas Rissa, tidak disangka ditas Rissa ada semacam kain panjang berwarna hitam. Karena menemukan itu Feri mempunyai ide untuk mengikat tangan Rissa,

“ Krekkkkkkkkkkkk…, ” suara kain yang terobek menjadi 2 bagian.

“ Nah gitu dong kalau nurut kan enak, ” ucapnya kegirangan.

Rissa saat itu hanya bisa diam dan menutupi payudara yang montok dan kewanitaannnya dengan kedua tanganya. Rasa kesal Feri yang menggebu gebu tadi, seketika berubah menjadi hawa nafsu setelah melihat keindahan tubuh Rissa,

“ Wah… montok banget yah buah dada Loe, enak tuh kalau dikenyot, hahahah… Apalagi memek loe itu, beuhhh pasti nikmat banget yah kalau gue masukin kontol gue ini, ” ucapnya girang penuh nafsu birahi.

“ Tolong bang jangan perkosa aku, aku masih perawan bang, hu…uuu…uu.., ” ucapnya memohon ampun sembari menangis. Deposit Via Pulsa

“ Ah banyak bacot Loe, awas kalau loe sampai ngelawan, gue bunuh Loe, ” ucapnya mengancam.

Mendengar ancaman Feri Rissa-pun sudah tidak berani melawan ataupun berkata sepatah kata-pun kepada Feri. Setelah itu Feri pun segera mengikat kedua tangan Rissa dengan kain yang dirobeknya. Kedua tangan Rissa dibentangkanya lalu diikatkan pada tempat kencing untuk laki-laki. Setelah diikat kedua tangnya, Feri-pun segera membuka resleting celananya,

“ Sekarang loe hisap nih kontol Gue, inget jangan sampai kena gigi Loe, ” ucapnya sembari memegang kejantanannya dan mengarahkan ke mulut Rissa.

Rissa yang hanya bisa pasrah saat itu hanya bisa menuruti saja. Posisi Rissa saat itu berada disela tempat kencing pria sembari jongkok dan tangan terikat. Dengan penuh rasa ragu Rissa membuka lebar-lebar mulutnya. Melihat ,ulut Rissa sudah Terbuka Feri pun segera memasukan kejantanan-nya kedalam Rissa,

“ Hisap pelan-pelan kontol Gue yah, nanti lama-lama loe juga mahir sendiri, ” ucapnya sembari memajumudurkan penisnya didalam mulut Rissa.

Dengan perlahan Rissa-pun mulai mengkulum penis Feri. Dikulumnya secara perlahan agar tidak terkena gigi-nya,

“ Oughhhh… nah gitu ngisepnya… jago juga ternyata Loe yah, Sssssshhh… Aghhhh…, ” ucap nikmat Feri.

Saat itu Rissa hanya bisa menangis saja sembari terus mengkulum penis Feri. Feri sering mendesah nikmat saat kejantananya dikulum oleh Rissa. Melihat payudara Rissa yang montok dan kencang Feri pun tidak mau menyia-nyiakanya. Dengan sedikit membungkuk dia mulai meremas remas payudara Rissa,

“ Eughhh… Ssshhhhh…, ” desah Rissa tertahan karena mulutnya dipenuhi kontol Feri.


Nampaknya Rissa juga merasa nikmat dengan remasan Feri pada payudaranya. Sembari terus memaju mundurkan penisnya didalam Mulut Rissa, Feri terus meremas dan sesekali dia memelintir putting Rissa,

“ Ughhhhh… Sssssshhhh… Eummm…, ” desah Rissa sembari terus mengkulum penis Feri.

“ Hha, nampaknya loe udah mulai nikmati permainan sex kita, bagus deh kalau gitu, ” ucapnya senang melihat Rissa yang mulai menikmati permainan sex mereka.

Tubuh Rissa mengelincang, dia mengerakan pinggangnya kekanan dan kekri sembari terus mengkulum. Merasakan rangsangan yang diberikan Feri Rissa-pun mulai menggila, tanpa harus dikomando lagi Rissa mengkulum penis Feri dengan lihaynya,

“ Oughhh… Ahhhh… enak banget kuluman loe, terus kulum kayak gtu… Aghhhh…, ” ucap Feri puas dengan sepongan Rissa yang mulai mahir.

Beberapa saat merekamelakukan hal seperti itu. Bosan dengan kuluman Rissa, Feri pun segera mencabut penisnya dari mulut Rissa. Kemudian dengan cepatnya dia berjongkok didepan Rissa. Jadi posisi mereka saat itu jongkok dan berhadap-hadapan. Melihat Memek Rissa yang meerah merekah dengan seidikit bulu kewanitaan, Feri pun memainkan jarinya pada bibir vagina Rissa,

“ Oughhhh… Bang… Ssssshhhh… Eughhhh…, ” desah Rissa.

Nampaknya Rissa mulai merasa nikmat dengan perlakuan cabul Feri, seakan dia lupa bahwa saat itu dia sedang diperkosa. Feri terus memainkan Vagina Rissa, dia memainkan klitoris Rissa hingga basah dengan lendir kawinya. Mengingat perkataan Rissa katanya dia masih perawan, dia-pun mulai mencoba memasukan jarinya keliang vagina Rissa,

“ Sluppppp… Aowww…. Sakit bang… Shhhhhhhhh…, ” ucap Rissa kesakitan.

“ Wah kamu benar-benar perawan yah, beruntung sekali aku dapet perawan seperti kamu…, ” ucapnya puas.

Setelah memasukan jarinya kedalam liang senggama Rissa Feri mencabut kenali jarinya. Dalam hatinya berkata, Rugi nih kalau keperawan cewek ini aku hilangkan dengan jariku. Lalu Feri pun segera melepas ikatan tali Rissa,

“ Sekarang kamu tiduran dilantai, tuh pakaian kamu buat alas, ” ucap Feri.

Tanpa menjawab Rissa-pun mengikuti permintaan Feri. Dia segera mengambil pakaiannya untuk alas dan segera merebahkan tubuhnya dilantai. Tanpa banyak berfikir Feri yang sudah bernafsu kemudian segera membuka celana beserta celana dalamnya, lalu dia membuka lebar-lebar paha Rissa kemudian memposisikan tubuhnya disela paha Rissa.

Rissa hanya menurut saja dengan kemauan Feri, entah dia sudah mulai menikmati atau dia menuruti karena ketakutan. Dengan penuh birahi Feri mulai mengesek-gesekan penis-nya pada bibir vagina Rissa yang sudah basah dan dia juga menciumi leher sampai berkahir pada payudara Rissa,

“ Oughhh…. Bang… Shhhhh… geli bang… Ahhhhh… Uhhhhh…, ” racau Rissa nampak menikmati perlakuan cabul Feri. 

Feri pun terus menjilati hampir semua tubuh Rissa. Mahasiwi mungil bertubuh pada itu meliak liukan tubuhnya karena kegelian dengan jilatan dan gesekan penis Feri pada kewanitaanya. 

Memek Rissa semakin basah saja dengan lendir kawinya, dan Feri pun semakin gila memberi rangsangan kepada Rissa.

Melihat Rissa yang sudah sangat terangsang, dan vagina-nya juga sudah penuh lendir kawin, maka saat itulah Feri mulai mencoba membenamkan kejantanannya,

“ Sleppp…. AOwwwwww…….. sakitttttttttttt….. sakit bang…Eughhhh, ” jerit Rissa pelan.

Saat itu yang masuk baru kepala penis Feri saja,

“ Sempit sekali yah memek kamu, memek perawan memang tidak ada duanya, ” ucapnya semabri mencabut penisnya lagi.

Feri mencoba mengeluarkan masukan penisnya dengan perlahan, terus menerus Rissa mencoba menjebol keperawanan Rissa. Rissa terus merintih kesakitan ditengah Rissa mencoba merenggut keperawanannya. Setelah beberapa kali mmencoba, dengan batang kejantanan yang kuat dan sudah ereksi maksimal Feri menusukan penisnya,

“ Zlebbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb…………. Eughhhhhhhhhhhh……. Sakit banggggg…. Aowwwwwwww….., ” jerit Rissa pelan sembari tangannya mencengkram kuat-kuat lengan Feri.

“ Oughhhh…. Akhirnya jebol juga keperawanan kamu, hahaha…, ” ucapnya puas sembari mendiamkan penisnya tertanam dalam-dalam di liang senggama Rissa.

Sejenak Rissa mendiamkan kejantanannya tertanam dalam di vagina Rissa. Feri sengaja memberi waktu sesaat kepada Rissa agar rasa sakitnya sedikit hilang. Setelah kira-kira 2 menit, Feri pun mulai mengenjot vagina Rissa dengan perlahan. Pelan-pelna namun pasti,

“ Oughhh… Huhhhh… Sakit bang, pelan-pelan bang… Aghhh…, ” ucap Rissa kesakitan.

Feri tidak berkata sepatah katapun, dia hanya terus memaju mundurkan penis-nya di dalam liang senggama Rissa. Seiring keluar masuknya kejantanan Rissa, penisnya berlumur darah perawan bercampur dengan lendir kawin mereka. Rissa dengan konstan terus menggenjot Vagina Rissa,

“ Oughhh… nikmat sekali memek kamu sayang… Aghhh…, ” ucapnya nikmat sembari terus menjajah memek Rissa dengan penisnya.

“ Eughhh.. Eummmm… pelan aja bang, memek aku nyeri rasanya… Oughhh…, ” desah Rissa masih merasa nyeri karena dia baru saja kehilangan keperawananya.

Sekitar 10 menit Feri menggenjot dengan perlahan. Nampanya Rissa sudah mulai tidak kesakitan lagi. Saat itu dia terus mendesah nikmat, bahkan dia menaik turunkan pinggangnya mengikuti irama tusukan penis Feri pada vaginanya,

“ Gimana enak kan ??? udah nggk sakit lagi kan… Oughhh…, ” ucap Feri kepada Rissa.

Saat itu Rissa hanya mengangguk saja, itu tanda Rissa sudah tidak kesakitan. Feri terus memaju mundurkan penisnya, ditengah hubungan sex mereka tiba-tiba saja tubuh Rissa bergetar, pahanya dirapatkan dan himpitan vaginaya diperkuat,

“ Ahhhhhhhhhhhh…. Aku pipis bang…. Aghhhhh…, ” ucapnya sembari memejamkan mata dan kepalanya mendongak keatas.

“ Dasar cupu Loe, itu namanya loe orgasme, hahahaha…, ” ucapnya tertawa puas sembari terus menggenjot vagina Rissa.

Melihat Rissa yag sudah Orgasme, Feri pun semakin bernafsu saja. Memek Rissa semakin basah dengan lendir kawinya. Feri yang saat itu teringat bahwa dia sedang memperkosa Rissa di toilet Mall, dia mulai merasa cemas, dan tanpa buang waktu lalu dia mempercepat genjotan penisnya pada Vagina Rissa.

Selang beberapa menit, Feri pun merasa dia akan segera klimaks. Makin dipercepat saja hentakan penisnya,

“ Plakkkk… Plakkkk… Plakkkk… Plakkkk…, ” suara hentakan penis Feri pada vagina Rissa.

Tidak lama kemudian tubuh Feri mulai mengejang, genjotan penisnya dihentikan, lalu dibenamkanlah dalam-dalam kejantanan-nya didalam liang senggama Rissa,

“ Ouhhhhhhhhhhhh…. Crottttttttttttttttttt…. Crottttttttttttttttttt…. Crottttttttttttttttttt…. Crottttttttttttttttttt…. , ”

Situs Slot Online Terbaik & Terpercaya

Akhirnya Feri mendapatkan klimaksnya. Liang senggam rissa terbanjiri dengan sperma Feri yang kental dan banyak sekali. Beberapa saat Feri mendiamkan kejantananya tertanam didalam vaguna Rissa. Setelah menikmati sisa-sisa orgasmenya Feri pun segera mencabut penisnya dari dalam vagina Rissa,

“ Syurrrrrrr…. Syurrrrrrr…., ”

Termuntahkanlah sperma yang bercampur darah segar keperawanan Rissa keluar dari kinag senggam Rissa yang merah merekah itu. Vagina Rissa saat itu terlihat merah sekali dengan berlumuran sperma dan darah keperawananya. Rissa terkapar lemas dilantai toilet itu. Karena Feri takut ada yang memergoki perbuatannya, maka dia segera bergegas memakai celananya kembali.

Sebelum dia mengancingkan celananya dia sempat mengelap penisnya dengan tissue yang ada di toilet itu. Setelah merasa dia sudah rapi, kemudian dia-pun mengintip suasana didepan pintu toilet. Setelah memastikan aman dengan cepatnya dia-pun kabur dan membiarkan Rissa terkapar lemas di dalam toilet Pria di Mall itu.

Sungguh nasib yang sial bagi Rissa pada hari itu. Rissa yang sejenak menghela nafas karena lemas setelah diperkosa, kemudian dia-pun segera merapikan diri. Dengan rasa perih pada vaginanya karena diperawani dia-pun keluar dari toilet Pria itu untuk segera pulang kerumahnhya. Benar-benar malang Mahasiwi mungil bertubuh sintal itu.

Cerita sex : Main Dengan Janda Yang Butuh Sex

Setelah kejadian itu Rissa dan keluarganya sempat melapor pada pihak yang berwajib , namun percuma saja melapor karena Feri sudah tidak mangkal lagi ditempat biasanya. Semenjak kejadian itu Rissa mepunyai trauma pada setiap preman. Dia selalu memberi uang pada pengamen maupun preman yang ada di metromini tanpa diminta sekalipun.




Main Dengan Janda Yang Butuh Sex

 

Main Dengan Janda Yang Butuh Sex

Aku melihat jam di tanganku. Masih lama rupanya. Kira-kira setengah jam lagi waktu kuliah habis. Siang tadi kakak iparku nelepon, memintaku datang ke rumahnya setelah kuliah. Aku bertanya-tanya, karena biasanya hanya abangku saja yang menelponku, menanyakan sesuatu atau memintaku untuk menjaga rumahnya jika dia ada urusan keluar kota.

Rintik-rintik hujan mulai turun semakin lebat. Mbak Lina yang bekerja di rumah abangku ini bergegas ke halaman belakang untuk mengambil jemuran. Kemudian, “Den Mad!”, teriaknya keras dari belakang rumah. Aku berlari menuju arah suaranya dan melihat Mbak Lina terduduk di tepi jemuran. Kain jemuran berhamburan di sekitarnya.

“Den Mad, tolong Mbak Lina bawakan kain ini masuk”, pintanya sambil menyeringai mungkin menahan sakit.

“Mbak tadi tergelincir”, sambungnya.

Aku hanya mengangguk sambil mengambil kain yang berserakan lalu sebelah tanganku coba membantu Mbak Lina berdiri.

“Sebentar Mbak. Saya bawa masuk dulu kain ini”, kataku sembari membantunya memegang kain yang berada di tangan Mbak Lina.

Aku bergegas masuk ke dalam rumah. Kain jemuran kuletakkan di atas kasur, di kamar Mbak Lina. Ketika aku menghampiri Mbak Lina lagi, dia sudah separuh berdiri dan mencoba berjalan terhuyung-huyung. Hujan semakin lebat seakan dicurahkan semuanya dari langit.

Aku menuntun Mbak Lina masuk ke kamarnya dan mendudukkan di kursi. Dadaku berdetak kencang ketika tanganku tersentuh buah dada Mbak Lina. Terasa kenyal sehingga membuat darah mudaku tersirap naik. Kuakui walau dalam umur awal 30-an ini Mbak Lina tidak kalah menariknya jika dibandingkan dengan kakak iparku yang berusia 25 tahun. Kulitnya kuning langsat dengan potongan badannya yang masih menarik perhatian lelaki. Tidak heran, pernah Mbak Lina kepergok oleh abangku bermesraan dengan laki-laki lain.

“Tolong ambilkan Mbak handuk”, pinta Mbak Lina ketika aku masih termangu-mangu.

Aku menuju ke lemari pakaian lalu mengeluarkan handuk dan kuberikan kepadanya.

“Terima kasih Den Mad”, katanya dan aku cuma mengangguk-angguk saja.

Kasihan Mbak Lina, dia adalah wanita yang paling lemah lembut. Suaranya halus dan lembut. Bibirnya senantiasa terukir senyum, walaupun dia tidak tersenyum. Rajin dan tidak pernah sombong atau membantah. Dianggapnya rumah abangku seperti rumah keluarganya sendiri. Tak pernah ada yang menyuruhnya karena dia tahu tanggung jawabnya.

Kadang-kadang saya memberinya sedikit uang, bila saya datang ke sana. Bukan karena apa, sebab dia mempunyai sifat yang bisa membuat orang sayang kepadanya. Abangku tidak pernah memarahinya. Gajinya setiap bulan disimpan di bank. Pakaiannya dibelikan oleh kakak iparku hampir setiap bulan. Memang dia cantik, dan tak tahu apa sebabnya hingga suaminya menceraikannya. Kabarnya dia benci karena suaminya main serong. Hampir 6 tahun lebih dia menjanda setelah menikah hanya 3 bulan. Sekarang dia baru berusia 33 tahun, masih muda.

Kalau masalah kecantikan, memang kulitnya putih. Dia keturunan Cina. Rambutnya mengurai lurus hingga ke pinggang. Dibandingkan dengan kakak iparku, masing-masing ada kelebihannya. Kelebihan Mbak Lina ialah sikapnya kepada semua orang. Budi bahasanya halus dan sopan.

Mbak Lina berdiri lalu mencoba berjalan menuju ke kamar mandi. Melihat keadaannya masih terhuyung-huyung, dengan cepat kupegang tangannya untuk membantu. Sebelah tanganku memegang pinggang Mbak Lina. Kutuntun menuju ke pintu kamar mandi. Terasa sayang untuk kulepaskan peganganku, sebelah lagi tanganku melekat di pinggangnya.

Mbak Lina menghadap ke diriku saat kutatap wajahnya. Mata kami saling bertatapan. Kulihat Mbak Lina sepertinya senang dan menyukai apa yang kulakukan. Tanganku jadi lebih berani mengusap-usap lengannya lalu ke dadanya. Kuusap dadanya yang kenyal menegang dengan puting yang mulai mengeras. Kudekatkan mulutku untuk mencium pipinya. Dia berpaling menyamping, lalu kutarik lagi pipinya. Mulut kami pun bertemu. Aku mencium bibirnya. Inilah pertama kalinya aku melakukannya kepada seorang wanita.

Erangan halus keluar dari mulut Mbak Lina. Ketika kedua tanganku meremas punggungnya dan lidahku mulai menjalari leher Mbak Lina. Ini semua akibat film BF dari CD-Rom yang sering kutonton dari rumah teman.

Mbak Lina bersandar ke dinding, tetapi tidak meronta. Sementara tanganku menyusup masuk ke dalam bajunya, mulut dan lidahnya kukecup. Kuhisap dan kugelitik langit-langit mulutnya. Kancing BH-nya kulepaskan. Tanganku bergerak bebas mengusap buah dadanya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding.

Kami terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Mbak Lina menyandar ke dadaku. Dia sepertinya pasrah. Baju daster Mbak Lina kubuka.Vip876win Di dalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya kuremas perlahan-lahan.

Bibirku mengecup puting buah dadanya secara perlahan. Kuhisap puting yang mengeras itu hingga memerah. Mbak Lina semakin gelisah dan nafasnya sudah tidak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam di celah buah dadanya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah, “Ssshh…, sshh!”.

Puting payudaranya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan. Kulepaskan ikatan kain di pinggangnya. Lidahku kini bermain di pusar Mbak Lina, sambil tanganku mulai mengusap-usap pahanya. Ketika kulepaskan ikatan kainnya, tangan Mbak Lina semakin kuat menarik rambutku.

“Den Maddd…, Den Mad”, suara Mbak Lina memanggilku perlahan. Aku terus melakukan usapanku. Nafasnya terengah-engah ketika celana dalamnya kutarik ke bawah. Tanganku mulai menyentuh daerah kemaluannya. Rambut halus di sekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan.

Ketika lidahku baru menyentuh kemaluannya, Mbak Lina menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu. Pandangannya ditujukan ke tempat tidurnya. Aku segera mengerti maksud Mbak Lina seraya menuntun Mbak Lina menuju tempat tidur. Bau kemaluannya merangsang sekali. Dengan satu bau khas yang sukar diceritakan.

“Den Maddd…”, bisiknya perlahan di telingaku. Aku terdiam sambil mengikuti apa yang kuinginkan. Mbak Lina sepertinya membiarkan saja. Kami benar-benar tenggelam. Mbak Lina kini kutelanjangkan.

Tubuhnya berbaring telentang sambil kakinya menyentuh lantai. Seluruh tubuhnya cukup menggiurkan. Mukanya berpaling ke sebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya mendekap kain sprei. Buah dadanya membusung seperti minta disentuh.

Puting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Kulihat tidak ada lipatan dan lemak seperti perut wanita yang telah melahirkan. Memang Mbak Lina tidak memiliki anak karena dia bercerai setelah menikah 3 bulan. Kakinya merapat. Karena itu aku tidak dapat melihat seluruh kemaluannya. Cuma sekumpulan rambut yang lebat halus menghiasi bagian bawah.

Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. ritsluiting jeans-ku kuturunkan. Aku telanjang bulat di hadapan Mbak Lina. Penisku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Mbak Lina. Buah dada yang membusung dihiasi puting kecil dan daerah di bulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang di celah pahanya. Mbak Lina telentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja turun naik.

Lalu akupun duduk di pinggir kasur sambil mendekap tubuh Mbak Lina. Sungguh lembut tubuh mungil Mbak Lina. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang puting susunya, kuremas-remas buah dada yang kenyal itu. Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat. Penisku menyentuh pinggang Mbak Lina. Kudekatkan penisku ke tangan Mbak Lina. Digenggamnya penisku erat-erat lalu diusap-usapnya.

Memang Mbak Lina tahu apa yang harus dilakukan. Maklumlah dia pernah menikah. Dibandingkan denganku, aku cuma tahu teori dengan melihat film BF, itu saja. Tanganku terus mengusap perutnya hingga ke celah selangkangannya. Terasa berlendir basah di kemaluannya.

Aku beralih dengan posisi 69. Rupanya Mbak Lina mengerti keinginanku. Lalu dipegangnya penisku yang sudah tegang dan dimasukkannya ke dalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam ketika lidah Mbak Lina melumat kepala penisku dengan lembut. Penisku dikulum sampai ke pangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku. Bibir Mbak Lina terasa menarik-narik batang penisku. Tidak tahan diperlakukan begitu aku lalu mengerang menahan nikmat.

Kubuka lebar-lebar paha Mbak Lina sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang clitorisnya. Mbak Lina mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Liang kemaluan Mbak Lina semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih keluar dari lubang vaginanya. Tentu Mbak Lina sudah cukup terangsang, pikirku.

Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Buah dadanya tertindih oleh dadaku. Mbak Lina memperbaiki posisinya ketika tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. Kedua Kaki Mbak Lina mulai membuka sedikit ketika jariku menyentuh kemaluannya. Lidahku mulai turun ke dadanya. Putingnya kuhisap sedikit kasar. Punggung Mbak Lina terangkat-angkat ketika lidahku mengitari perutnya.

Akhirnya jilatanku sampai ke celah pahanya. Mbak Lina semakin membuka pahanya ketika aku menjilat clitorisnya, kulihat Mbak Lina sudah tidak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk mencari tempat-tempat yang bisa mendatangkan kenikmatan baginya.

Erangan Mbak Lina semakin kuat dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku di tarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan. 

Aku bertanya, “Gimana Mbak rasanya?”, suaraku lembut dan sedikit manja. Dia tidak menjawab. Dia hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, aku mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya yang kini telah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir di gerbang vaginanya.

Kugesek-gesekan kepala penisku di cairan yang membanjir itu. Perlahan-lahan kutekan ke dalam. Tekanan penisku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Mbak Lina menggelinjang seperti kesakitan.

“Pelan-pelan Den Madd!”, Mbak Lina berbicara dengan nafas sesak. Aku sekarang mengerti. Kemaluan Mbak Lina sudah sempit lagi setelah 6 tahun tidak disetubuhi, walaupun dia sudah tidak perawan lagi. Memang aku belum berpengalaman karena ini merupakan pertama kalinya aku menyetubuhi seorang wanita walau umurku sudah matang.

Kutekan lagi. Kumasukkan penisku perlahan-lahan. Kutekan punggungku ke depan. sangat hati-hati. Terasa memang sempit. Lalu Mbak Lina memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian penisku yang masuk. Kubiarkan sebentar penisku berhenti, terdiam. Mbak Lina juga terdiam. Tenang.

Sementara itu, kupeluk tubuh Mbak Lina dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut. Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan. Kami memang sudah sangat bernafsu dan terangsang.

Lalu kemudian aku bertanya dengan suara lembut, “Mau diteruskan…?”. Mbak Lina membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan.

Kutekan penisku ke dalam. Kemudian kutarik ke belakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan-lahan. Memang sempit kemaluan Mbak Lina, mencengkram seluruh batang penisku. Penisku terasa seperti tersedot di dalam vagina Mbak Lina. Kami makin terangsang!

Penisku mulai memasuki kemaluan Mbak Lina lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata Mbak Lina terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu ketika penisku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti tidak sabar menunggu tindakanku selanjutnya.

Sedikit demi sedikit penisku masuk sampai ke pangkalnya. Mbak Lina mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya penisku di kemaluannya. Kadang-kadang punggung Mbak Lina terangkat-angkat menyambut penisku yang sudah melekat di kemaluannya.

Berpuluh-puluh kali kumaju-mundurkan penisku seiring dengan nafas kami yang tidak teratur lagi. Suatu ketika aku merasakan badan Mbak Lina mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku. Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan. Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan penisku yang tertanam di dalamnya.

Goyanganku semakin kuat. Kasur Mbak Lina bergoyang mengeluarkan bunyi berdecit-decit. Leher Mbak Lina kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Ketika itu seolah-olah aku merasakan ada denyutan yang menandakan air maniku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat penisku semakin menegang keras. Mbak Lina mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya.

Goyanganku semakin kencang. Kemaluan Mbak Lina semakin keras menjepit penisku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Dia diam saja. Bersandar pada tubuhku, Mbak Lina lunglai seperti tidak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh Mbak Lina seperti terguncang-guncang. Dia membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang.

Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai ke puncak. Air maniku muncrat ke dalam kemaluan Mbak Lina. Bergetar badanku saat maniku muncrat. Mbak Lina mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah. Dia mengerang agak kuat.

Waktu aku memuntahkan lahar maniku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk ke dalam. Kulihat Mbak Lina menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak ke belakang. Aku lupa segala-galanya. Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa tusukan tadi memang membuat kami sampai ke puncak bersama-sama. Memang hebat. Sungguh puas.

Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama. Mbak Lina lah wanita pertama yang mendapatkan air perjakaku. Walaupun dia seorang janda, bagiku dia adalah wanita yang sangat cantik. Waktu kami melakukan senggama tadi, kami berkhayal entah kemana. Mbak Lina memang hebat dalam permainannya. Sebagai seorang yang tidak pernah merasakan kenikmatan persetubuhan, bagiku Mbak Lina betul-betul memberiku surga dunia.

Aku terbaring lemas di sisi Mbak Lina. Mataku terpejam rapat seolah tidak ada tenaga untuk membukanya. Dalam hati aku puas karena dapat mengimbangi permainan ranjang Mbak Lina. Kulihat Mbak Lina tertidur di sebelahku. Kejadian yang tidak pernah kuimpikan, terjadi tanpa dapat dielakkan. Mbak Lina juga telentang dengan mata tertutup seperti kelelahan, mungkin lelah setelah dapat menghilangkan keinginan batinnya sejak menjanda 6 tahun yang lalu.

Kami masih berpelukan. Kemudian Mbak Lina terasa seperti mengusap mukaku. Kubuka mataku. Dia tersenyum. Aku tersenyum. Seolah-olah kami tidak merasa aneh berpelukan tanpa sehelai benang pun di tubuh kami. Dia mencium bibirku.

Dia berbisik ketelingaku, “Terima kasih ya Den Mad. Mbak…” Belum sempat dia menghabiskan kata-katanya, aku bertanya,

“Mbak puas…?”. Dia tersenyum dan mengangguk. 

“Dua kali!”, jawabnya ringkas.

“Den Mad kamu memang hebat, penismu juga besar! Panjang!”, katanya.

Sementara itu ia mengocokkan batang penisku. Suaranya membangkitkan gairahku.

“Mbak suka?”, tanyaku. Dia tersenyum. Dia mengangguk tanda suka. Saat itu juga tanganku memegang buah dadanya.

Tangannya mengocok terus penisku. Penisku tegang lagi. Kami jadi terangsang lagi.

“Mbak mau lagi?”, tanyaku dengan suara manja. Dia tersenyum manis.

Apa yang kuimpikan kini benar-benar menjadi kenyataan. Perlahan-lahan kubuka selimutnya. Kulihat kaki Mbak Lina sudah mengejang. Sedikit demi sedikit terus kutarik selimutnya ke bawah. Segunduk daging mulai terlihat. Ufff…, detak jantungku kembali berdegup kencang. Kunikmati kembali tubuh Mbak Lina tanpa perlawanan. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-bulu tipis yang mulai tumbuh di sekelilingnya, tampak berkilat di depanku.

Kurentangkan kedua kakinya hingga terlihat sebuah celah kecil di balik gundukan bukit Mbak Lina. Kedua belahan bibir mungil kemaluannya kubuka. Melalui celah itu kulihat semua rahasia di dalamnya. Aku menelan air liurku sendiri sambil melihat kenikmatan yang telah menanti. Kudekatkan kepalaku untuk meneliti pemandangan yang lebih jelas. Memang indah membangkitkan birahi. Tak mampu aku menahan ledakan birahi yang menghambat nafasku. Segera kudekatkan mulutku sambil mengecup bibir kemaluan Mbak Lina dengan bibir dan lidahku.

Rakus sekali lidahku menjilati setiap bagian kemaluan Mbak Lina. Terasa seperti tak ingin aku menyia-nyiakan kesempatan yang dihidangkannya. Setiap kali lidahku menekan keras ke bagian daging kecil yang menonjol di mulut vaginanya, Mbak Lina mendesis dan mendesah keenakan. Lidah dan bibirku menjilat dan mengecup perlahan. Beberapa kali kulihat Mbak Lina mengejangkan kakinya.

Aku sangat menikmati bau khas dari liang kemaluan Mbak Lina yang memenuhi relung hidungku. Membuat lidahku bergerak semakin menggila. Kutekan lidahku ke lubang kemaluan Mbak Lina yang kini sedikit terbuka. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi, tapi tidak bisa. Mungkin karena lidahku kurang keras. Tetapi, kelunakan lidahku itu membuat Mbak Lina beberapa kali mengerang karena nikmat.

Dalam keadaan sudah terangsang, kutarik tubuh Mbak Lina ke posisi menungging. Ia menuruti permintaanku dan bertanya dengan nada manja.

“Den Mad mau diapakan badan Mbak?”, bisiknya.

Aku rasa dia tak pernah diperlakukan seperti ini oleh suaminya dulu. Aku diam saja. Kuatur posisinya. Tangannya meremas sprei hingga kusut. Air mani Mbak Lina sudah membasahi kemaluannya. Kubuka pintu kemaluannya. Kulihat dan perhatikan dengan seksama. Memang aku tidak pernah melihat kemaluan wanita serapat itu. Kucium kemaluan Mbak Lina. Bau anyir dan bau air maniku bercampur dengan bau asli vagina Mbak Lina yang merangsang. Bau vagina seorang wanita!

Jelas semua! Bulu kemaluan Mbak Lina yang lembab dan melekat berserakan di sekitar vaginanya. Kusibakkan sedikit untuk memberi ruang. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam lubang vaginanya. Kumain-mainkan di dalamnya. Kulihat Mbak Lina menggoyang punggungnya. Kucium dan kugigit daging kenyal punggungnya yang putih bersih itu. Kemudan kurangkul pinggangnya. Kumasukkan penisku ke liang vaginanya. Pinggang Mbak Lina seperti terhentak.

Perlahan-lahan kutusukkan penisku yang besar panjang ke lubang vaginanya dengan posisi “doggy-style”. Tusukanku semakin kencang. Nafsu syahwatku kembali sangat terangsang. Kali ini berkali-kali aku mendorong dan menarik penisku. Hentakanku memang kasar dan ganas. Kuraih pinggang Mbak Lina. Kemudian beralih ke buah dadanya. Kuremas-remas semauku, bebas. Rambutnya acak-acakan.

Lama juga Mbak Lina menahan lampiasan nafsuku kali ini. Hampir setengah jam. Maklumlah ini adalah kedua kalinya. Tusukanku memang hebat. Kadang cepat, kadang pelan. Kudorong-dorong tubuh Mbak Lina. Dia melenguh. Dengusan dari hidungnya memanjang. Berkali-kali. Seperti orang terengah-engah kecapaian. “Ehh.. ek, Ekh, Ekh.”

Situs Slot Online Terbaik & Terpercaya

Akhirnya aku merasakan air maniku hampir muntah lagi. Waktu itu kurangkul kedua bahu Mbak Lina sambil menusukkan penisku ke dalam. Tenggelam semuanya hingga ke pangkalnya. Waktu itulah kumuntahkan spermaku. Kutarik lagi, dan kuhunjamkan lagi ke dalam. Tiga empat kali kugoyang seperti itu. Mbak Lina terlihat pasrah mengikuti hentakanku.

Kemudian kupeluk tubuhnya walaupun penisku masih tertancap di dalam kemaluannya. Kuelus-elus buah dadanya. Kudekati mukanya. Kami berciuman. Begitu lama hingga terasa penisku kembali normal. Mbak Lina sepertinya kelelahan. Keringat bercucuran di dahi kami. Kami telentang miring sambil berpelukan. Mbak Lina terlihat lemas lalu tertidur.

Melihat Mbak Lina begitu, dan hujan masih belum reda, birahiku bangkit kembali. Kurangkul tubuh Mbak Lina dan aku bermain sekali lagi. Kali ini Mbak Lina menyerah. Dia tidak menolak. Kumainkan kemaluannya sampai puas. Bau di kamar ini adalah bau air mani kami. Bunyi tempat tidur pun berdecit-cit.

“Ahh… aaghh.”

Sesudah itu perlahan-lahan aku berdiri dan memakai kembali pakaianku. Aku keluar dari kamar Mbak Lina menuju ke ruang depan. Sewaktu aku keluar, barulah aku sadar pintu kamar Mbak Lina tidak tertutup rapat.

Rupa-rupanya kakak iparku sudah pulang. Mendadak aku pucat kalau-kalau kejadian tadi disaksikan oleh kakak iparku. Aku keluar sambil mencoba berlagak seperti tidak terjadi apa-apa. Kemudian aku duduk di sofa. Sebentar kemudian kakak iparku datang membawa minuman. Kulihat mukanya biasa saja. Kuyakinkan diriku bahwa kakak iparku tidak tahu apa yang telah terjadi tadi antara aku dengan Mbak Lina.

Aku bertanya, “Abang tidak pulang sama Mbak?”

“Tidak. Dia ke Singapore 4 hari!”, jawabnya. Dia tersenyum.

“Minumlah!”, dia mempersilakanku.

Kemudian dia berjalan menuju ke kamarnya. Aku duduk dan menonton film “Airforce One”.

“Mbak sebentar lagi mau pergi, ambil mobil di sana. Nanti malam tolong kamu tidur di sini ya, sekilan jaga rumah!”, katanya pendek.

Baca juga  : Majikanku Yang Hyper Sex

Memang begitulah biasanya. Kalau abangku tidak ada, aku yang jadi sopir kakak iparku untuk membawa Mercedez-nya ke mana-mana. Malam itu aku tidak pulang ke flatku. Tidur di rumah abangku! Memang ada kamar khusus untukku di rumahnya yang cukup besar itu. Tapi yang lebih spesial lagi bagiku adalah tidur dalam pelukan Mbak Lina.


Thursday, July 22, 2021

Majikanku Yang Hyper Sex

Majikanku Yang Hyper Sex

Aku Dina, saat itu aku sedang berkelana di Bali, sebabnya adalah karena aku bertengkar dengan ayahku (ibuku sudah meninggal). Ayahku mengatakan bahwa aku tidak produktif, karena tiap ari kerjaku hanya menghambur2kan uangnya saja dengan belanja sana sini. Memang aku ini maniak blanja, laper mata sehingga melihat apa saja yang bagus kubeli, padahal aku gak butuh2 amat.

Kebetulan kondisi keuangan ayahku mendukung kebiasaan maniakku itu. Ayah sering menegurku karena kebiasaanku yang tidak produktif itu. Aku tersinggung, sehingga timbul keinginanku untuk hidup mandiri, dan lokasi yang kupilih adalah Bali, kata temenku disana banyaklah kerjaan kalo mau kerja apa saja. Begitulah, akhirnya aku terdampar di kota Bali, seorang diri, tanpa sodara dan teman. Mula-mula bingung juga aku mo ngapain. aku settle di satu losmen yang mur mer, untuk menghemat pengeluaranku. Mencari makan juga di warung2 sederhana yang mur mer juga. Cukup sengsara hidupku diawal-awalnya karena aku sudah terbiasa dengan kehidupan yang serba kecukupan di rumah ayahku.

Tetapi tekadku untuk mandiri, lepas dari ayahku kupelihara teguh, rasa sengsara, perlahan-perlahan menjadi biasa karena aku berusaha keras untuk menikmatinya. Segala macam usaha untuk mendapatkan uang walaupun sedikti aku lakukan, demikianlah aku kerja serabutan, apa saja kulakoni, kecuali yang satu itu, jual diri. Terus terang saja, waktu tinggal dengan ayahku, aku mempunyai banyak pacar, dan dengan pacar2ku itu aku sering sekali mereguk kenikmatan sex. Ini yang kadang menyiksaku, hampir gak tahan aku menahan diri untuk tidak ngesex dengan lelaki yang banyak seliweran disekitarku.

Mereka suka dengan kecantikanku yang alami, warna kulitku yang putih mulus, tubuhku proporsional, toketku gak besar tapi gak bisa dibilang tocil. Pinggulku agak besar, sehingga kalo lelaki melihat aku memakai celana ketat baik panjang maupun pendek, dari belakang pasti napsu melihat gerakan pinggulku yang seirama dengan langkahku. Pinggulku menggeyol indah kekanan kekiri.

Ada juga lelaki bule yang ngganteng banget, kaya aktor hollywood, yang terang-terangan ngajakin aq bercinta, malah dia menjanjikan segepok dolar amrik kalo aku bisa meladenin napsunya, tapi aku masih coba bertahan untuk tidak menerima tawaran yang sangat2 menggiurkan itu, dapet uang dan dapet kepuasan sex , palagi kan katanya kon tol bule tu gede panjang. kon tol pacar2ku ya standard ukuran orang kitalah, walaupun harus diakui aku mendapat kenikmatan juga dari penis-penis standard itu.

Sampe suatu siang, ketika aku berjalan didepan sebuah rumah makan, tiba-tiba ada sebuah sedan mewah yang memotong didepanku, sehingga aku terjatuh. Dari dalem mobil mewah itu keluar lelaki. Melihat wajahnya, rasa marah yang meluap2 karena aku diserempet sampe jatuh (kaya Cici Paramida aja ya) walaupun gak sampe lecet2, sirna seketika. Lelaki itu sangat tampan, bodinya sangat atletis. Dia segera menolongku bangkit sambil minta maaf dengan sangat.

“Wah mbak, maaf sekali ya, saya sedang terburu2, sehingga gak liat mbak lagi jalan. Ada yang luka mbak, ayo saya antar ke rumah sakit”.

“Gak kok mas, cuma kaget saja”. Dia mengeluarkan hp nya, dia berbicara dengan seseorang untuk mengcancel pertemuannya siang ini.

“Wah mbak, sebagai permintaan maaf dan bersyukur karena mbak gak sampe luka, gimana kalo saya traktir makan siang di resto ini”. Aku melihat nama restonya, wah ini resto mewah yang makanannya mahal2, di deket rumah ayahku juga ada resto ini.

“Ya deh mas, atau saya manggil apa enaknya”. “Saya … (dia menyebutkan namanya), mo manggil mas bole, manggil nama juga bole kok. Kalo mbak?”

“Aku panggil mas aja deh ya, kayanya mas jauh lebi tua dari aku. Aku Dina, mas”. Aku digandengnya masuk restoran yang terletak dipinggir pantai.

Kelihatannya dia sudah menjadi pelanggan resto ini, kelihatan dari banyaknya waiter yang eknal dia. Dia milih tempat menghadap kelaut.

“Mo makan apa mbak?”

“Jangan panggil mbak ah, Dina aja”.

“Ya deh, Dina mo makan apa”.

“Aku ikutan mas aja deh, mas kan yang tau menu yang enak2 dari restoran ini”.

“Doyan seafood kan?”

“Doyan mas, aku apa juga aku makan, kecuali batu ma kayu ma beling”.

“Bisa aja kamu, kok beling”.

“Soalnya aku belom belajar ilmu kuda lumping”. Tertawanya berderai mendengar guyonanku.

“Bener kan tadi gak apa2 kamu Din”.

“Gak apa kok mas, aku cuma kaget”.

“Sekarang masih kaget?”

“Masih mas”.

“Lo kok masi kaget”.

“Ya mas, kaget, kok ada ya lelaki didunia ini yang seganteng mas”.

“Bisa aja kamu”. Demikianlah selama makan, kami bercanda2.

Setelah makan selesai, dia bertanya lagi.

“Kamu ke bali dalam rangka apa Din?”. aku menceritakan kondisiku dengan ringkas.

“O, kamu lagi cari kerjaan toh, ditempatku aja, mau?”

“Jadi apa mas”. Aku perlu asisten buat koordinir kerjaan di rumahku, ya kerjaan rumah tangga lah”.

“Jadi pembantu gitu?”

“O enggaklah, masak prempuan secantik dan seseksi kamu dijadiin pembantu. Kaya kepala house keeping gitu, mau gak, bole tinggal dirumahku kok, gratis, makan minum juga gratis”.

“Tapi gak dapet gaji?”

“Ya dapet lah, mau ya. butuhnya urgent neh, kalo gak kasian asistenku yang sekarang ini, dia dah bantu aku di pekerjaan, masih juga ketiban kerjaan ngurus rumahku”.

“Iya deh, buat mas yang ganteng apa si yang enggak?”

“Oke kalo gitu mulai hari ini ya, abis makan kita ambil barang2 kamu dari losmen, dan kerumahku.

Aku akan kasi kamu …. sebulan (dia menyebutkan satu angka yang besar).

“Mau mas”. Demikianlah aku pindah dari losmen murahan kerumahnya yang lebih besar lagi dari rumah ayahku.

Aku diperkenalkan kepada sejumlah pembantu, ada yang urusan membersihkan rumah, cuci mencuci, masak memasak dan membersihkan dan merawat kebunnya yang luas, disamping ada seorang driver. Mereka semua hormat padaku, karena aku diperkenalkan sebagai kepala house keeping. Aku diajak ke satu kamar, besarnya seperti kamarku dirumah ayahku, ada sound system dan tv besar, pake ac pula (dilosmen aku bermandi kringet tiap malem karena so pasti murah ya tanpa fasilitas apa2, termasuk ac).

“Wah mas, enak banget ya kerja ma mas”.

“Ya udah, kamu sosialisasi ma para pembantu, aku mesti pergi ke kantor ya”. Aku ditinggal bersama sejumlah pembantu, aku mencoba akrab dengan mereka semua dengan bersikap merendah.

“Ibu bapak, aku cuma kebetulan disuru jadi kepala house keeping, tapi aku tu pasti kala pengalaman ma ibu bapak, jadi kerjaan kita kroyok rame2 ya, aku bersedia kok melakukan kerjaan ibu bapak juga”.

Mereka senang karena aku gak sok2an, mentang2 ditunjuk jadi kepala, sebentar saja aku dah bisa berakrab2 dengan mereka semua, ngatur kerjaan dengan mereka semua. Cuma mereka sungkan kalo aku mbantu melakukannya. Ya udah akhirnya ya kalo mereka sibuk banget aku bantu, kalo enggak ya aku santai saja. Di halaman belakang rumah ada kolam renang yang lumayan luas, kerjaan pak bon yang membersihkan kolam yang jarang sekali dipake seminggu sekali. Aku dengan segala senang hati mbantu pak bon yang dah berumur itu membersihkan kotoran yang nempel didinding kolam.

Dengan pak sopir, aku juga bisa berakrab2, palagi pak sopirlah yang mengantarkan aku membeli semua keperluan rumah tangga, dan diriku sendiri, dengan catatan si mas gak make mobilnya. Kadang karena tau aku perlu banget pergi, si mas rela nyetir sendiri kekantornya supaya pak sopir bisa nganterian aku kesana kemari dengan mobil satunya lagi, gak semewah mobil si mas yang pasti, tapi cukuplah untuk beli2 ini itu.

Maklumlah si mas itu pengusaha yang sukses dalam bisnis mobil mewah import build up. Demikianlah aku menjalani hari2ku dengan segala senang hati, kerjaan gak berat2 amat, uang berlimpah karena semua kebutuhan hidupku dipenuhi si mas, malah kadang si mas membelikan aku pakaian kalo aku harus ikut bantu di kantor. Kadang ada event besar dimana aku juga harus turut bantu asisten yang satunya lagi. yaman sekali kan.

Sampe suatu malem, si mas ngetok kamarku.

“Napa mas?” 

“Aku lagi bete Din, temenin aku keluar yuk”. Tumben dia ngajak aku keluar, biasanya aku liat di kantor, banyak prempuan2 muda yang cantik2 yang seliweran disekitarnya.

“Lo, kan biasanya mas jalan ma mbak ajeng apa mbak Lina”.

“Aku bosen ma mreka Din, mreka tu cuma ngincer uangku aja, makanya penuh basa-basi dan kaya pake topeng”.

“terus koq mas ngajak aku”.

“sejak aku ketemu kamu, kamu kayanya memperlakukanku apa adanya. Kamu kliatan sekali melakukan kerjaan kamu dengan senang hati”.

“Laiyalah mas, mana ada kerjaan yang lebi asik dari bantu mas ngurus rumah besar ini, santai, trus mas ngasi duitnya besar lagi, utuh lagi, karena semua kebutuhanku mas penuhi. Makanya buru2 cari permaisuri dong mas, jadi mas gak sepi dirumah besar ini”.

“ada kamu koq yang bisa bikin aku tentram, ngobrol ma kamu kayanya ngobrol ma orang yang dah lama aku kenal, padahal kamu baru 3 bulan ya dirumahku”.

Aku dibawanya ke dermaga dipinggir laut, sambil berjalan2 menikmati angin laut yang cukup kencang, kami ngobrol saja sambil berjalan menyusuri dermaga yang menjorok kelaut. Sampe diujung, kamu duduk ditangga yang turun ke bebatuan ditengah laut, angin cukup kencang menyapu ombak, sehingga ketika ombaknya memecah di bebatuan, airnya memercik tinggi sekali, demek deh pakean kami.

“Mas dingin ni lama2 disini, bisa basah semua bajuku”. Aku saat itu memakai jins ketat dan tanktop ketat sehingga lekakliku bodiku keliahatn dengan jales.

aku kadang melihat juga sebersit kesan napsu di pandangan mata si mas. Biar aja, lelaki normal pasti juga gitu kalo ngeliat aku.

“Ya udah, balik yuk, kita cari miuman anget aja ya, dipntai kayanya ada deh warung kopi atau semacam itu.

Kembalinya dia menggandeng tanganku, karena dia sering menggandeng tanganku kalo sedang berjalan berdua aku, aku diem saja. Sesampai dipantai, kami mampir di warung kopi itu. Ramai juga suasana. ada beberapa prempuan muda yang menyapa si mas, tapi begitu melihat ada aku, mreka gak jadi mendekat.

“Mas, terkenal ya, banyak temennya”.

“Iya mreka kan pake topeng, yang disapa itukan duitku”.

Pulang kerumah, dia bilang,

“Din aku mo brenang, mo ikutan gak?”

“Dah malem gini koq brenang si mas, kan dingin”.

“Justru kalo malem gini berenang airnya anget, bisa bikin relax, jadi gampang tidurnya”.

“aku gak punya pakean renang, mas”.

“aku punya bikini, kamu mo pake?”

“Siapa punya mas, cewek2 mas ya”.

“Ah enggak, aku perna beli buat ole2 tapi akhirnya gak jadi aku kasi, buat kamu ja ya”. Dia masuk kekamarnya dan keluar membawa bikini itu.

‘Seksi amat mas bikininya”, kataku karena bikininya minim sekali.

“Perempuan seksi kudu pake pakean seksi dong”. Karena saat itu dah malem, para pembantu dah istirahat.

“Tu ganti ja dikamar bilas”, katanya menujuk ke satu bangunan pondokan yang merupakan kamar bilas.

Aku masuk kesana, membuka pakaianku dan mengenakan bikini minim itu. Ketika aku keluar si mas dah nunggu aku didipan memakai celana gombrong.

“Wah seksi kamu Din”. Karena minim makanya sebagain besar bodiku terpampang dengan jelas.

Toketku gak tertutup bra semuanya sehingga belahannya kelihatan dengan jelas. Palagi jembutku yang lebat, ngintip dari belahan kaki cd nya. Kupikir ya biarlah dia menikmati tubuhku, cuma ngeliat ja gak apa, pikirku. Kami berenang mondar mandir beberapa kali.

“Din, kamu napsuin deh”, bisiknya ketika kami istirahat dipinggir kolam.

Wah signal2 gak beres neh, pikirku. tapi aku diem aja,

“udahan yuk mas, dingin lama2″.

“aku mau koq ngangetin kamu”, katanya sambil memelukku dan mencium bibirku.

“Din, dah lama aku suka ma kamu, terangsang ma bodi kamu. kamu mau ya Din ngeladenin aku malem ini”. Ciumannya asik, kumisnya menggesek bibirku, apalagi selama dia mengulum bibirku, tangannya asik memerah toketku dari luar braku.

Bendunganku bobol juga, sekian lama aku menahan napsuku untuk gak mikirin sex akhirnya gak ketahanan juga. aku diem saja ketika dia menggandengku masuk ke kamarnya. Pakean luar ku dan dia punya cuma kutenteng masuk kekamarnya.

Dikamar, kembali dia memeluk aku dan mencium bibirku, lembut dan lama. Aku agresif sekali menyambut ciumannya, maklum deh aku dah nahan napsuku lama sekali, sekarang ada yang kasi kesempatan, aku gak bisa nahan diri lebih lama lagi. Dia terus mencium bibirku dan mulai dilumatnya dengan penuh napsu. Aku membalas lumatannya juga.

“Din, aku suka sama badanmu yang montok”, katanya sambil menciumi leherku. Aku diam saja, cuma mengusap2 pinggungnya.

Tangannya mulai meremas2 toketku. Gak lama kemudian dia melepaskan braku. Ciumannya menjalar menyusuri leherku dan belakang kupingnya. Aku menggelinjang kegelian,

“Geli mas “. Aku makin menggeliat ketika lidahnya menyelusuri toketku dan turun di belahannya.

Dia terus memainkan lidahnya di toketku tapi tidak sampai ke pentilnya.

“mas diisep pentilnya dong, nanti Dina isep kontol mas juga”, aku mendesah2.

Dia terus saja menjilati daerah sekitar pentilku, tapi pentilnya tidak disentuh. Kemudian ciumannya turun ke arah perutku sambil tangannya mengusap2 daerah me mekku. Aku gak tahan lagi, kepalanya kutarik dan kudekatkan ke pentilku.

“Diisep dong mas “, rengekku. Dia segera mengisap pentilku dan tangannya meremas toketku.

“Terus mas , diisep yang keras mas , enak mas akh”, erangku.

Dia mengemut pentilku bergantian, demikian pula toketku diremasnya bergantian. Sesekali tangannya mengelus2 it ilku dari luar CDku. Aku bangkit, kulepas semua yang menempel dibadannya. kon tolnya yang besar dan panjang sudah ngaceng dengan kerasnya.

“kontol mas besar dan panjang ya mas , keras banget lagi”, kataku sambil menciumi kon tolnya dan kukenyot kepalanya.

Kepalanya kemudian kujilati dan jilatanku turun ke arah bijinya. Seluruh kon tolnya kujilati.

“Enak Din terusin dong emutannya”, katanya. CDku langsung dilepasnya, “Ni jembut lebat banget”, katanya sambil mengelus2 jembutku yang tambah basah karena lendir me mekku.

Aku dibaringkan diranjang dan kemudian dia memutar tubuhnya sehingga posisinya menjadi 69. Dia mulai menjilati me mekku.

“Enak mas , terus”, erangku keenakan. Aku makin menggelinjang ketika lidahnya menyentuh it ilku.

kontolnya kuemut dengan keras, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolnya dimulutku. Karena napsuku yang sudah berkobar, akhirnya aku gak bisa bertahan lebih lama lagi, aku nyampe kerana it ilku dikenyot2nya,

“mas , aku nyampe mas , aakh”. kon tolnya kukocok dengan cepat keras sambil menikmati nyampeku.

“Din, aku mau ngecret juga Din”, katanya terengah.

Segera kepala kon tolnya kuemut lagi dan kukenyot dengan keras, tanganku terus mengocok kon tolnya sampai akhirnya dia ngecret dimulutku. Banyak banget pejunya nyembur sampe meleleh keluar dari bibirku. kon tolnya terus kukenyot sampe denyutan ngecretnya hilang baru kulepas. Pejunya kutelan tanpa rasa jijik,

“Din nikmat banget ya emutanmu, pastinya emutan memekku lebih nikmat lagi ya”, katanya terengah. Aku berbaring disebelahnya, kupeluk badannya. Belum di entot saja dia sudah menggiring aku ke kenikmatan.

Setelah itu kami membersihkan diri di kamar mandi. Didalam kamar mandi pun kami saling membersihkan badan pasangan. kon tolnya mengeras lagi ketika kukocok2 pelan2, aku jongkok didepannya dan mengemut kon tolnya lagi, langsung saja kon tolnya ngaceng dengan kerasnya. Kepalaku bergerak maju mundur memasuk keluarkan kon tolnya dimulutku. DIa gak bisa menahan diri lagi, langsung dia duduk di toilet, aku dipangkunya menghadap dirinya, sambil mengarahkan kon tolnya ke me mekku. Segera kon tol besarnya nancep dime mekku, terasa sekali me mekku melebar untuk menampung kon tolnya yang dienjotkan pelan2 sehingga makin nancep di memekku,

“Enak mas , ssh”. Aku mengenjotkan badanku maju mundur supaya kon tolnya bisa nancep dalem di me mekku, diapun mengenjotkan kon tolnya juga sehingga terasalah gesekan kon tolnya dime mekku.

Nikmat banget rasanya. Sedang nikmat2nya, tiba2 dia berhenti mengenjotkan kontolnya. Dia menyuruhku memutar badanku tanpa mencabut kontolnya dari memekku.

Aku disuruhnya nungging sambil berpegangan di wastafel. Mulailah dia mengenjotkan kon tolnya dari belakang. Sambil mengenjot, toketku yang mengayun2 seirama enjotannya diremas2nya.

“Akh mas , nikmat banget mas . kon tol mas nancepnya dalem banget mas. Sesek me mek aku rasanya, gesekan kon tol mas kerasa banget, enjot terus yang cepet mas , aku udah mau nyampe lagi”, erangku.

“Cepet banget Din”, katanya.

“Abis nikmat banget sih mas kontolnya, jadi aku gak bisa nahan lagi”, erangku. Dia makin cepat mengenjotkan kon tolnya keluar masuk sampe akhirnya aku menggelinjang dengan hebat,

“Akh mas , aku nyampe lagi, aku lemes mas “, erangku terengah2. Karena aku mengeluh lemes, dia

mencabut kon tolnya yang masih perkasa dan minta diemut lagi.

Dia kembali duduk di toilet dan aku berlutut didepannya. Kembali kon tolnya kuemut2 sambil kukocok2 dengan cepat dan keras, sampe akhirnya,

“Din, aku ngecret lagi Din”. Dia mengecretkan pejunya lagi didalem mulutku. Walaupun ini yang kedua, pejunya tetep saja banyak ngecretnya. Seperti tadi pejunya kutelen sambil terus mengemut kontolnya.

Kami balik keranjang dan berpelukan, gak lama kami tertidur, penuh rasa kenikmatan terutama buat aku. Subuh aku terbangun, segera aku memakai pakeanku dan kleuar kamarnya, kalo maen lagi bisa keterusan tidurnya, nanti jadi bahan gosip orang serumah lagi.

“Mas lanjutin nanti malem lagi ja ya, biar gak ada yang tau”, kataku sambil meninggalkan kamarnya.

Belum ada yang bangun sehingga aku mengendap2 menuju kamarku. Dikamarku, aku melepas semua yang kukenakan, berbaring dan meraba2 seluruh badanku, masih terasa bagimana besarnya kon tolnya menyesaki me mekku. Napsuku timbul lagi, aku menahannya, nanti malem kan bakalan ada ronde berikutnya. Hari itu berlalu dengan sangat lambat rasaku. Dia bilang, nanti malem kita create alesan miting di hotel sore sampe malem, jadi gak pulang kerumah, biar bisa muas2in maen ampe pagi. Aku mah hayu ja.

Menjelang sore, dia pulang kerumah, dia kasi instruksi ma para pembantu bahwa dia akan meeting sore sampe jauh malem, aku akan diajak supaya tau apa yang harus dilakukan kalo aku bantu juga jadi asisten di pekerjaannya. Para pembantu mah iya aja, namanya juga big boss yang ngomong. Aku disurunya pakean rapi, seperti beneran mo pergi miting. Menjelang magrib, aku ikut mobilnya, dia drive sendiri karena malem ini kebetulan pak sopir ada keperluan, gak tau ini kebetulan atau dia yang nyuru pak sopir off.

Bilangnya si pak sopir yang minta off karena ada keperluan. gak pentinglah itu. Kami cari makan malem dulu, santai karena kami punya waktu seluruh malem sampe pagi. Setelah makan, dia membawaku ke satu hotel bintang 5, super mewah lah pokoknya, dia juga pesen kamar suit buat merayakan kenikmatan bagi kami berdua. Hari dah larut malam.

“Mas, ngapain pesen yang paling mahal, kan cuma buat ngentot kan”.

“Bener si cuma buat ngentot, tapi aku mau ngentotnya kita ini berkesan buat kamu, juga buat aku”, jawabnya sambil mencium bibirku, mula2 si lembut.

“aku beli bikini laen, kamu pake deh”.

“Mangnya mo berenang mas, mana kolam renangnya”.

“Berenang kan gak usah dikolam, diranjang juga bisa kan”. Dia tersenyum.

Aku segera masuk ke kekamar mandi, membuka semua pakaianku dan mengenakan bikini itu. sama minimnya dengan yang semalem, sehingga hampir semua bagian tubuhku terekspose dengan indahnya. Dia membelalak meliat bodiku yang seksi itu, segera aku dipeluknya dengan erat. Bibirku langsung diciumnya dengan penuh napsu, lidahnya yang dijulurkan ke mulutku kuisep kuat2 juga. Aku melingkarkan tanganku di lehernya. Dia langsung meremas2 toketku. Terasa kon tolnya sudah ngaceng menekan ke perutku.

Dia terus saja meremas2 toketku, ikatan braku diuraikannya sehingga terlepas. Baru kupakai gak sampai 5 menit dah dilepas lagi, he he. pentilku yang sudah mengeras langsung dijilatinya. Aku jadi menggelinjang kegelian dan juga nikmaat. Jilatannya turun terus ke bawah, ke puserku dan terus menciumi daerah me mekku. CD bikiniku sudah basah.

“Din kamu sudah siap dientot ya, udah basah begini”, katanya sambil melepas ikatan CDku.

Gantian aku yang segera melucuti semua pakaiannya sehingga kita sudah berbugil ria. Dia membopongku sambil terus menciumi bibirku, kuat juga dia membopongku. Aku dibaringkan di ranjang, dia terus menciumi seluruh tubuhku, napsuku sudah berkobar2, berkali2 aku menggelinjang. Sambil mengulum bibirku, tangannya mengelus2 pinggulku, kemudian jarinya mulai mengilik me mekku dan akhirnya it ilku yang menjadi sasaran. Aku mengangkangkan pahaku supaya dia mudah mengakses me mek dan it ilku. Aku menggeliat2 saking napsunya. Jarinya makin cepet menggesek it ilku, aku mengangkat2 pantatku karena sudah pengen banget dienjot,

“Ayo dong mas , aku dientot, udah pengen banget kemasukan kon tol mas lagi”, rengekku.

Dia kemudian menelungkup diatasku, kon tolnya diarahkan ke me mekku dan mulai nancep kepalanya di me mekku,

“Akh, enak mas , masukin semuanya mas “, lenguhku.

Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk, makin lama makin cepat dan akhirnya dengan satu enjotan keras seluruh kon tolnya nancep semuanya di me mekku,

“Akh, enak mas , masuk semuanya ya mas , memekku sampe sesek banget rasanya kesumpel kon tol mas “. Dia terus mengenjotkan kon tolnya keluar masuk makin cepat dan keras, nikmat banget rasanya,

“Enak mas , terus mas , enjot yang cepet dong”, rengekku terus.

Setengah permainan dia mencabut kon tolnya dari me mekku,

“kenapa dicabut mas , belum nyampe”, protesku.

“Variasi dong”, jawabnya sambil menjepitkan kon tolnya yang keras banget di toketku.

Aku menjepit kon tolnya dengan toketku, dia bergerak maju mundur, menggesekkan kon tolnya di toketku. Ketika dia memajukan kon tolnya, kepalanya kuemut sebentar dan kemudian terlepas karena dia memundurkan lagi, terus seperti itu.CerpenSex

“Enak Din”, erangnya. Setelah puas digesek toketku dia berubah posisi lagi,

“Kamu sekarang diatas ya Din”, katanya sambil berbaring.

Segera aku menaiki badannya dan menempatkan kon tolnya yang ngaceng tegak di me mekku. Aku menurunkan me mekku pelan2 dan bles, kon tol besarnya mulai ambles di me mekku,

“Akh, enak banget mas “, lenguhku.

Aku menaik turunkan pantatku dengan cepat sehingga kon tolnyapun makin cepat terkocok2 didalem me mekku, nikmat banget rasanya. Dia pun melenguh,

“Enak Din, terus yang cepet”. Aku merunduk dan mencium bibirnya, dia memeluk punggungku sambil gantian mengulum bibirku.

Dia meremes2 toketku yang berguncang2 seiring dengan naik turunnya badanku mengocok kon tolnya. Pentilku diplintir2nya. Aku makin bernapsu mengocok kon tolnya dengan me mekku. Dia memegang pinggulku sementara aku terus mengocok kon tolnya. Kocokanku makin kencang,

“mas , aku sudah mau nyampe nih”, kataku terengah. DIa meraba it ilku dan dikilik2nya, ini mempercepat proses aku nyampe,

“Akh, mas , aku nyampe, akh nikmatnya”, lenguhku dan aku ambruk menelungkup dibadannya.

Aku mengeluarkan kon tolnya dari me mekku, masih perkasa kon tolnya. Kemudian kon tolnya aku ciumi dan kepalanya aku emut, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kon tolnya dalam mulutku.

“Din, kamu lihai dalam urusan ranjang nih, latihan sama siapa?” tanyanya.

Aku tak menjawab, kontolnya terus kuemut sambil kukeluar masukkan di mulutku, batangnya aku kocok2 dengan cepat.

“Akh enak banget Din” erangnya.

Cukup lama aku mengemut kontolnya, rupanya karena sudah ngecret 2 kali, dia bisa bertahan lama sekali. kon tolnya dikeluarkan dari mulutku dan aku disuruhnya nungging dipinggir ranjang. Dari belakang sambil berdiri dia mencolokkan kon tolnya lagi kedalam memekku, sekali enjot kon tolnya sudah amblas semua ke me mekku, ”

Akh, enak banget mas “, erangku.

Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku, karena dia berdiri enjotannya terasa lebih keras dan lebih cepat, nikmatnya gak terlukiskan dengan kata2. Dia meraba2 lubang pantatku, kemudian terasa jarinya ditusuk2kan kepantatku.

“mas sakit”, protesku.

Dia berhenti menusuk2 pantatku, pinggulku dipegangnya sambil mengenjotkan terus kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dia membungkuk dipunggungku supaya bisa meremes2 toketku yang berguncang2 seirama dengan sodokannya. Pentilku kembali diplintir2nya.

“Enak mas , terus enjotannya, aku udah mau nyampe lagi mas “, erangku.

“Cepet kok Din, aku belum ngerasa apa2″, katanya sambil terus mengenjot me mekku.

Akhirnya aku tak bisa nahan lebih lama lagi,

“mas , aku nyampe mas , akh”, aku tersungkur diranjang karena lemes, kon tolnya tercabut dari me mekku, masih keras dan berlumuran lendirku.

Dia tidak memberi kesempatan aku istirahat, aku ditelentangkan dan kon tolnya dimasukkan lagi ke me mekku, terus mulai dienjotkan lagi keluar masuk dengan cepat dan keras.

“mas , kuat amat sih ngentotnya, aku udah lemes mas , abis udah 2 kali nyampe”, lenguhku, Dia tidak memperdulikan lenguhanku, terus saja kon tolnya dienjotkan keluar masuk.

Rupanya dia udah mau ngecret, makin lama enjotannya makin cepet dan keras, aku sudah pasrah saja telentang keenakan. Toketku diremas2 sambil memlintir2 pentilku, akhirnya

“Din aku ngecret”, dan terasa semburan pejunya dime mekku.

Aku memeluk dan mengelus2 punggungnya.

“mas , nikmat banget ngentot dengan mas , istirahat dulu ya mas , aku udah lemes banget”, dia mencabut kon tolnya dan rebah disebelahku.

Tak lama kemudian aku tertidur kelelahan.

Aku terbangun karena merasa ada yang mengelus2 toketku, dia sedang memandangi aku sambil mengelus2 toketku,

“udah pagi ya mas “, kataku setengah ngantuk.

“Belum baru jam 5, masih bisa seronde lagi ya Din”, jawabnya.

Luar biasa dia ini, gak puas2nya ngentotin aku. Aku dipeluknya dan bibirku diciumnya, aku membalas memeluknya. kon tolnya mulai kuremas2 sehingga terasa kembali mengeras, terus saja kuremas2 sampe jadi keras sekali. Dia sudah siap nyodok me mekku lagi. Aku bangun dan mulai mengisap kon tolnya, dia merubah posisi menjadi 69 sehingga bisa mengakses me mekku. me mekku dijilatinya, aku mengangkangkan pahaku sehingga dia bisa menjilati it ilku, Isepan ku menjadi melemah karena serangan fajar nya di me mekku,

“mas , subuh2 gini sudah ngasi kenikmatan lagi buat aku”, kataku sambil mengocok2 kontolnya.

“mas , aku sudah napsu banget, dimasukin lagi dong mas “, pintaku.

Dia sudah napsu juga, segera aku ditelentangkan, dinaiki dan kon tolnya ditancapkan lagi ke me mekku, kemudian mulai dienjotkan keluar masuk. Sebentar saja seluruh kon tolnya sudah nancap kemabli di me mekku, enjotannya tambah cepat dan keras,

“Enak banget mas “, erangku. Dia terus saja mengenjot me mekku dengan kon tolnya. Akhirnya kembali aku mengejang keenakan,

“mas , aku nyampe mas . mas pinter amat sih nyodok me mekku, sebentar saja aku sudah nyampe”, lenguhku.

Dia terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk. Cukup lama dia mengenjot me mekku dengan kon tolnya sampe akhirnya aku nyampe lagi,

“mas aku nyampe lagi mas, mas lama banget sih ngecretnya, aku udah lemes banget mas “, erangku.

Dia terus saja mengenjot me mekku sampe akhirnya “Din, aku ngecret”, dia menancapkan kon tolnya dalem2 di me mekku dan terasa semburan pejunya di me mekku.

“Nikmat banget ngen totin kamu Din, me mek kamu bisa kedutan, kerasa kaya diemut sama mulut kamu”, katanya.

Kemudian dia mencabut kon tolnya dari me mekku dan berbaring disebelahku.

“Din, nanti sore kita lanjut lagi yuk, kita ngen tot semalem lagi”, katanya.

Aku hanya tersenyum dan akhirnya tertidur lagi dipelukannya.

Hari itu aku melakukan aktivitas di rumah dengan lesu, maklum aja semaleman dien tot sampe nyampe berkali2, pastinya ngantuk dan lemes. Malemnya, dia menjeputku lagi dirumah, kembali dia kasi instruksi kalo aq mesti menghadiri penutupan miting yang kemaren. Pinter anget dia buat skenarionya, yang lainnya yang ada dirumah mah ho oh ja kalo bis bos yang nyampein. Kami nyari makan dulu seperti kemaren, selesai makan dia ngajakin aku santai di pub, dengerin musik sambil becanda2. Deket tengah malem baru balik ke hotel lagi. Dia masuk kamar mandi, ketika keluar hanya mengenakan celana pendek dan t shirt.

Dia mengambilkanku can soft drink dingin, dibukakan untukku. Aku meminumnya.

“Mau mandi yang?’ tanyanya sambil memelukku.

Aku diciumnya, tangannya segera meremas2 toketku kembali. Napsunya bukan main. Segera aku ditelanjanginya,toketku diciuminya dan pentilku diemut2nya, segera saja pentilku mengeras.

Tangannya segera saja mengiliki2 it ilku, dia sepertinya mau memanfaatkan waktu seefisien mungkin.

“mas , kok napsu banget sih sama aku”, tanyaku.

“Abis ngen totin sama kamu nikmat banget sih”, jawabnya.

“Aku juga dapet nikmatnya dipatil lagi sama kon tol mas “, jawabku.

Kemudian dia melepas celana dan t shirtnya, dia rupanya tidak mengenakan CD. kon tolnya sudah ngaceng dengan keras. Dia duduk diubin di depanku, kakiku dikangkangkannya. Badanku diseretnya sehingga aku setengah rebah di dipinggir sofa. Lidahnya mulai menggesek me mekku dari atas ke bawah. it ilku menjadi sasaran berikutnya, dijilat, dihisap, kadang digigit pelan, dijilati lagi,

“mas , enak banget mas , terus mas “, erangku. Dia terus menjilati it ilku sampe aku nyampe.

“Akh mas , belum dien tot aku sudah nyampe kaya kemaren2, mas lihai banget deh makan me mekku”, kataku. Dia berdiri, aku ditariknya supaya duduk.

kontolnya tepat ada dimukaku, segera saja aku genggam dan kuemut kepalanya. mulutku mulai mengeluar masukkan kon tolnya sambil batangnya kukocok2 dengan cepat dan keras. Dia mengejotkan kon tolnya pelan dimulutku seperti sedang ngen totin mulutku.

Beberapa saat kemudian, dia berbaring disofa, aku segera menaiki badannya dan menancapkan kon tolnya di me mekku, kusentakkan badanku kebawah dengan keras sehingga sebentar saja kon tolnya udah nancep semua di me mekku. Aku menaik turunkan pantatku dengan cepat sehingga kon tolnya terkocok oleh me mekku dengan cepat juga,

“Akh nikmat banget Din” erangnya.

Aku merasa sudah mau nyampe, tapi dia menahan badanku sehingga aku berhenti mengenjot. kon tolnya dikeluarkan dari me mekku, aku disuruhnya telungkup menungging di sofa dan kembali kon tolnya ditancapkan ke me mekku dari belakang. “Bles, kon tolnya langsung saja nancep semuanya ke me mekku,

“Akh, nikmatnya,”, kali ini aku yang menggerang.

Dia langsung mengenjot me mekku dengan cepat dan keras. Terasa sekali kon tolnya menggesek me mekku, kalo dienjotkan dengan keras terasa kon tolnya nancep dalem sekali di me mekku. Makin cepat dienjot makin nikmat rasanya. Tiba2,

“akh mas , aku nyampe, mas ” , kenikmatanku meledak juga akhirnya.

Dia terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat sampe akhirnya kembali dia ngecret

“Din, aku ngecret, nikmat banget rasanya Din”, terasa kembali pejunya membanjiri me mekku.

“mas , aku lemes banget mas. mas gak ada matinya ya”, kataku sambil tersenyum.

“Ya udah kita mandi dan terus tidur, besok pagi kita main lagi ya”, jawabnya sambil masuk ke kamar mandi.

Aku berbaring saja di sofa sambil istirahat. Selesai mandi, dia keluar masih bertelanjang bulat. Giliranku mandi. Nikmat berdiri dibawah shower air hangat, apalagi setelah kerja keras barusan. Selesai mandi, dia sudah berbaring diranjang, aku berbaring disebelahnya dan tak lama kemudian aku tertidur.

Ketika terbangun, hari sudah terang, aku males ngelakuin apa2, mendingan juga sama dia mereguk kenikmatan. Aku bangun ke kamar mandi, pipis dan sikat gigi. Aku pake saja sikat gigi yang ada, muka kubasuh dengan air dingin. Seger sekali rasanya. Ketika keluar dari kamar mandi dia sudah bengun. Dia sedang menyeduh kopi dan menghangatkan roti di microwave. Karena ini suite room makanya fasilitasnya lengkap. Aku duduk di meja makan. Dia menghidangkan roti. Aku menikmati saja yang disediakannya.

“Mas, gak pulang kita, ntar timbul pertanyaan?’.

“Tadi aku dah sms pak supir, ngasi tau kalo kita masi nyelesain kerjaan dulu baru pulang”.

“Bisa aja mas cari alesan”. Sehabis mengisi perut, dia langsung menarik tanganku kembali ke ranjang.

Aku dipeluknya, tangannya segera saja meremas2 toketku sambil mencium bibirku dengan gemasnya. Pentilku diplintir2nya pelan, napsuku segera saja berkobar, pentilku segera mengeras. Aku tidak tinggal diam, kon tolnya yang sudah ngaceng keras sekali kukocok2.

“Aku isep ya mas”, kataku sambil mengubah posisi mendekati kon tolnya.

Kepala kontolnya kujilati kemudian pelan2 kumasukkan ke mulutku. kon tolnya kukulum2, kukeluar masukkan di mulutku.

“Enak Din”, erangnya.

Kemudian dia menarik aku kembali kepelukannya. Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas lumatannya, sementara tangannya terus saja meremas2 toketku. Tangannya kemudian mengarah kebawah, it ilku menjadi sasaran berikutnya.

“Akh mas , enak”, erangku.

Dia menciumi leherku, terus kebawah mengemut pentilku bergantian, aku terus mengerang keenakan. Ciumannya terus mengarah kebawah, berhenti di puserku sehingga aku menggelinjang kegelian,

“Geli mas , nakal ih pagi2″, kataku manja.

Akhirnya sampailah ciumannya pada sasaran sesungguhnya, me mek dan it ilku. Jilatannya segera menyerbu it ilku. Aku sudah mengangkang selebar2nya supaya dia mudah menjilati it ilku. Dia meletakkan bantal dibawah pinggulku.

“buat apa mas , kan kon tol mas panjang. Gak usah diganjel masuknya juga dalem banget”, tanyaku.

Dia tidak menjawab, terus saja menjilati it ilku yang makin terexpose karena ganjelan bantal itu. Aku jadi tau kenapa dia mengganjal pantatku dengan bantal, supaya dia mudah menjilati it ilku. Jilatannya berubah menjadi emutan, it ilku diemut2nya pelan. Aku menjadi makin blingsatan. “Akh mas , aku udah pengen dien tot, mas . Masukin dong kon tolnya mas “, erangku.

Dia menghentikan emutannya, aku dinaikinya dan mengarahkan kon tolnya ke me mekku. Dia menggosok2kan kepala kon tolnya di me mekku yang sudah basah banget,

“Ayo dong mas , tancepin aja semuanya”, erangku gak sabar.

Aku makin menggelinjang karena gosokan kon tolnya itu. Pelan2 dimasukkannya kon tolnya ke me mekku. Dia menekan kon tolnya masuk sedikit2 demi sedikit. Karena ganjalan bantal, kon tolnya jadi lebih mudah nancep.

“Akh, ssh, enak banget mas , tancepin aja semuanya sekaligus sampe mentok”, kataku.

Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk pelan sehingga sedikit demi sedikit kon tolnya nacep makin dalem aja. Nikmat banget disodok kon tol besar dan keras kaya begitu. Enjotannya makin cepat dan dengan sekali hentak dkon tolnya ditancepkan semuanya ke me mekku,

“akh enak banget mas “, erangku.

Dia terus saja mengenjotkan kon tolnya dengan keras dan cepat,

“enak mas , terus mas , yang cepet, aku udah mau nyampe mas “, erangku terengah2.

Tau aku udah mau nyampe, dia mempercepat enjotan kon tolnya, setiap enjotannya lengsung menancapkan kon tolnya dalam2 di me mekku. Pantatku menggeliat2 tidak teratur saking nikmatnya. Akhirnya sampe juga puncak kenikmatan buatku. Kakiku segera membelit kakinya, aku memeluk punbggungnya,

“mas , aku nyampe, akh, ssh, enak banget mas “, jeritku keenakan.

Dia terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk setelah aku meletakkan kakiku diatas ranjang lagi, rasa nikmat membuatku terkapar, napasku tersengal2, dia tidak peduli dengan kondisiku, tetap saja kon tolnya dienjotkan dengan cepat dan keras. Sebentar kemudian napsuku sudah bangkit lagi, aku mulai menggeliat2kan pantatku.

“Din ganti posisi yuk”, katanya sambil mencabut kon tolnya dari me mekku.

Aku disuruhnya menungging dipinggir ranjang. Dia berdiri dibelakangku dan menancapkan kon tolnya dime mekku. Sekali sodok, kon tolnya sudah nancep sampe pangkalnya. Sambil berdiri dia mengenjot me mekku. kon tolnya bergerak keluar masuk me mekku dengan cepat dan keras. Enjotannya lebih terasa keras karena dia berdiri sehingga tenaga enjotannya menjadi lebih besar, buatku sih tambah nikmat jadinya.

“Akh mas , enak banget, enjotan kon tol mas terasa banget keluar masuk me mek Dina, terus mas , ssh”, erangku.

Dia mempercepat enjotan kon tolnya,

“Din, aku udah mau ngecret Din”, katanya.

“iya mas , aku udah mau nyampe lagi, barengan ya mas “, jawabku.

Tiba2 dia menjenjotkan kon tolnya dalem2 dengan keras,

“Din, aku ngecret, akh, ssh”, erangnya. Akupun mengejang karena aku nyampe lagi,

“mas aku juga nyampe mas , akh nikmat banget mas ,” jeritku.

Dia menelungkup diatas punggungku sehingga aku rebah keranjang. kon tolnya tercabut dari me mekku.

Dia berguling dan berbaring disebelahku yang masih nelungkup.

“mas , nikmat banget deh enjotannya kalo mas ngenjotnya sambil berdiri”, kataku.

Dia hanya tersenyum. Aku bangun ke kamar mandi, pipis. Kemudian me mekku kusiram dengan shower, dingin rasanya.

Kembali ke ruangan aku mengambil air dingin di lemari es, kuminum habis segelas, aku mengisinya lagi dan kuberikan kepadanya yang masih terkapar kelelahan.

Situs Slot Online Terbaik & Terpercaya

Aku masih pengen sekali lagi ngerasain kon tolnya keluar masuk, segera saja aku mulai menjilati kon tolnya. Terus kuemut2 sambil kukocok2, gak lama kon tolnya sudah keras lagi.

“Hebat mas , udah ngaceng lagi”, kataku sambil terus mengocok kon tolnya.

“Kamu juga hebat Din, napsu kamu cepet sekali berkobar, kayanya kamu gak puas2 ya makan kon tolku”, katanya.

“Mana bisa puas mas , kan gak tiap hari me mek ku keiisi kon tol mas , mumpung ada kesempatan ya dituntasin aja”, kataku sambil kembali mengemut kon tolnya.

“Kan sekarang bisa tiap malem kalo kamu mau”. Aku mengubah posisi nelungkup sambil mengangkang diatas mukanya, posisi 69.

Dia tau apa yang harus dikerjakannya, sambil menikmati kon tolnya yang sedang kuemut2 dia segera menjilati me mekku sampe ke pantatku, it ilku dikilik2 dengan tangannya. Aku segera bangun dan menduduki kon tolnya, kon tolnya segera saja ambles dime mekku sekali lagi. Aku menaik turunkan pantatku sambil engejangkan me mekku meremas kon tolnya. Enjotanku makin cepat, dia merintih2 keenakan,

“Enak Din, empotan me mek kamu kerasa banget, lihai sekarang kamu ya Din”, katanya.

Setiap enjotan kebawah membuat kon tolnya nancep semua di me mekku. Setiap aku menaikkan pantatku, tampak bibir me mekku turut terarik keluar karena cengkeraman me mekku di kon tolnya. Enjotanku makin lama makin cepat,

‘akh mas enak mas , aku udah mau nyampe lagi”, erangku, dia meremas2 toketku yang berguncang2 mengikuti irama enjotanku, pentilku diplintir2nya menambah kenikmatanku. Sampa akhirnya, “Akh mas , aku nyampee mas , ssh”, akupun mabruk didadanya.

Cerita sex : Nikmatnya Ngeseks Dengan Tukang Pipa

Dia segera menggulingkan aku sehingga sekarang dia yang diatas, kon tolnya yang masih keras tetap nancep di me mekku. DIa sekarang yang ambil peran, mengenjot me mekku dengan cepat dan keras. Cepat sekali enjotannya, aku hanya bisa ber aakh ssh saja saking enaknya, sampe akhirnya diapun gak tahan lagi, “Din, aku ngecret Din”, erangnya sambil menancapkan kon tolnya sedalam2nya di me mekku. Terasa semburan pejunya di me meku sehingga akupun nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Benar2 event yang sangat nikmat. Aku dien tot berkali2 dan berkali2 juga nyampe. Wah benar2 terpuaskan napsuku yang tertahan2 selama ini. Setelah istirahat dan mandi, dia mengantarkanku pulang kerumah.




 

animasi-bergerak-terima-kasih-0111